时间:2025-05-25 10:33:27 来源:网络整理 编辑:知识
Warta Ekonomi, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menargetkan pertumbuhan eko quickq一年多少钱
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2026 berada di kisaran 5,2 persen hingga 5,8 persen, meskipun dihadapkan pada berbagai dinamika global.
Target tersebut disampaikan dalam Rapat Paripurna bersama anggota DPR RI yang membahas Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) tahun 2026.
“Kami memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2026 pada kisaran 5,2% hingga 5,8%,” kata Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR RI di Jakarta, Selasa (20/5/2025).
Ia menambahkan, target pertumbuhan ekonomi tersebut akan didorong melalui penguatan daya beli masyarakat serta transformasi dan reformasi struktural melalui hilirisasi.
Baca Juga: Sri Mulyani: Transisi Energi Wajib Jadi Prioritas di Tengah Gejolak Ekonomi
“Dengan tetap menjaga daya beli masyarakat, mendorong transformasi dan reformasi ekonomi termasuk hilirisasi sumber daya alam dan perbaikan iklim investasi dan sumber daya manusia,” tuturnya.
Menurutnya, langkah-langkah ini menjadi landasan kuat untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen sebagaimana dicanangkan Presiden Prabowo dalam rangka mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
“Laju pertumbuhan ini menjadi fondasi kuat untuk pertumbuhan hingga mencapai 8% dalam beberapa tahun ke depan dengan terus konsisten mencapai visi Indonesia Maju 2045,” pungkasnya.
Baca Juga: Sri Mulyani Ungkap Hasil 6 Bulan Prabowo: Banyak Hal yang Telah Kita Capai
Lebih lanjut, Sri Mulyani menyampaikan bahwa target inflasi pada 2026 dipatok pada kisaran 1,5 persen hingga 3,5 persen. Pemerintah akan menjaga stabilitas harga dari sisi suplai dan permintaan, serta menjaga nilai tukar rupiah dalam rentang Rp16.500 hingga Rp16.900 per dolar AS.
Ia juga menyampaikan bahwa suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun diperkirakan berada pada kisaran 6,6 persen hingga 7,2 persen.
Menurut Sri Mulyani, langkah ini bertujuan untuk menjaga minat beli investor di pasar SBN serta menciptakan stabilitas di sektor keuangan dan nilai tukar rupiah.
“Ini ada didukung dengan spreadyang menarik dan trustdari investor terhadap stabilitas ekonomi dan kebijakan fiskal yang baik,” imbuhnya.
Ragam Tradisi Unik Lebaran di Berbagai Wilayah Indonesia2025-05-25 10:18
4 Jenazah Korban Kebakaran Ruko Indekos di Tambora Berhasil Teridentifikasi, Ini Identitasnya2025-05-25 10:18
Kereta Tertahan Gara2025-05-25 10:02
Kenapa Berat Badan Susah Turun Padahal Sudah Olahraga? Ini Alasannya2025-05-25 09:54
Anies Mau Wajibkan PNS DKI Pakai Baju Persija, Tanggapan Nasdem Mantap2025-05-25 09:53
Angka Putus Sekolah Siswa SD di Jakarta Tertinggi di Indonesia, PSI: Bikin Sesak Dada2025-05-25 08:57
Jabodetabek Masih di Level 4, Satgas Covid2025-05-25 08:39
Kabar Baik datang dari Jakarta, Alhamdulilah2025-05-25 08:22
BEM FT President University Gelar KLE 2025, Ajak Siswa SMA/SMK Eksplorasi Dunia Teknik2025-05-25 08:16
IDAI Pastikan Tak Ada Lonjakan Kasus Gagal Ginjal pada Anak2025-05-25 08:04
Ekspresi Karut Marut Emosi Harry Halim dalam 'Finality'2025-05-25 09:22
Cek Indikasi Obstruction of Justice di TKP Tewasnya Brigadir J, Komnas HAM: Semakin Menguat2025-05-25 09:15
Anies Baswedan Bertemu Fraksi Selain PDIP2025-05-25 09:07
Suksesnya Le Minerale Masuki Pasar AMDK Indonesia hingga Asia Tenggara2025-05-25 09:03
Tarif MRT Dinilai Tak Kemahalan2025-05-25 08:57
Sudah Taat Prokes Masih Kena Covid2025-05-25 08:31
Sopir Truk Tangki Kabur Usai Lindas Penumpang Motor di Pulogadung2025-05-25 08:29
Mumpung Yen Anjlok, Ini Kota2025-05-25 08:29
Berkas Perkara Tersangka Film Porno Jaksel Lengkap, Siap Disidangkan2025-05-25 08:13
5 Posisi Bercinta Terbaik Kala Cuaca Panas, Bikin Nyaman Bareng Si Dia2025-05-25 08:11